JUAL MARSHALL TEST SET 081312760033 - RK TEKNIK SIPIL 081312760033

JUAL MARSHALL TEST SET 081312760033 - RK TEKNIK SIPIL 081312760033
JUAL MARSHALL TEST SET 081312760033 - RK TEKNIK SIPIL 081312760033
JUAL MARSHALL TEST SET 081312760033 - RK TEKNIK SIPIL 081312760033
DI Bandung,DI Makassar,DI Semarang DI Balikpapan,DI Palembang,DI Pekanbaru DI Banjarmasin,DI Batam,DI Pontianak,DI Solo,DI Samarinda,DI Padang,DI Yogyakarta,DI Malang,DI Manado, DI Denpasar,DI Bandar Lampung


Marshall Test Set

Dimension (l x w x h)
: 67 x 50 x 100 cm
Gross Weight
: 200 kg

ASTM D-1559
AASHTO T-245
For determining the resistance to plastic flow of cylinder specimen of bituminous paving mixture loaded on the lateral surface by means of the marshall apparatus.

Compression Machine
Steel frame, electric, 220 V-AC, 1/2 HP, 1 Phase, speed:2″ per minute
1 Set

Compaction Mold
Machined steel, galvanized, 4″ dia., 3″ height, with collar and base plate
1 Set

Stability Mold
Cast alumunium, split type 4″ i.d., 4″ wide
1 Set

Compaction Hammer
Machined steel, galvanized, 10 lbs, hammer weight, 18″ drop height
1 Set

Compaction Pedestal
Wooden base with steel platen
1 Pc

Compaction Mold Holder
Machined steel, quick clamping system
1 Set

Extruder
Steel frame, hydraulic system
1 Set

Flow Meter
Cast alumunium, clamping bolt, with dial indicator 30 x 0.01 mm
1 Set

Water Bath
Stainless steel, water heater 220 V-AC, thermostat 30-85oC
1 Set

Proving Ring
6000 lbs capacity
1 Set
Also required,
but not part of this set :
Digital Balance
Butane Field Heater
Mixing Bowl

Dial Thermometer

Metode Marshall
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu ASTM D 1559-76, atau AASHTO T-245-90. Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk. Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring (cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flowmeter untuk mengukur kelelehan plastis atau flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 4 inchi (10,2 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm). Prosedur pengujian Marshall mengikuti SNI 06-2489-1991, atau AASHTO T 245-90, atau ASTM D 1559-76.
Secara garis besar pengujian Marshall meliputi: persiapan benda uji, penentuan berat jenis bulk dari benda uji, pemeriksaan nilai stabilitas dan flow, dan perhitungan sifat volumetric benda uji. Pada persiapan benda uji, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Jumlah benda uji yang disiapkan.
2. Persiapan agregat yang akan digunakan.
3. Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan.
4. Persiapan campuran aspal beton.
5. Pemadatan benda uji.
6. Persiapan untuk pengujian Marshall.
Jumlah benda uji yang disiapkan ditentukan dari tujuan dilakukannya uji Marshall tersebut. AASHTO menetapkan minimal 3 buah benda uji untuk setiap kadar aspal yang digunakan. Agregat yang akan digunakan dalam campuran dikeringkan di dalam oven pada temperatur 105-110ºC. Setelah dikeringkan agregat dipisah-pisahkan sesuai fraksi ukurannya dengan mempergunakan saringan. Temperatur pencampuran bahan aspal dengan agregat adalah temperatur pada saat aspal mempunyai viskositas kinematis sebesar 170 ± 20 centistokes, dan temperatur pemadatan adalah temperatur pada saat aspal mempunyai nilai viskositas kinematis sebesar 280 ± 30 centistokes. Karena tidak diadakan pengujian viskositas kinematik aspal maka secara umum ditentukan suhu pencampuran berkisar antara 145 ºC-155 ºC, sedangkan suhu pemadatan antara 110 ºC-135 ºC.
3.4.1 Uji Marshall
Prinsip dasar dari metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuaran padat yang terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau briket beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran yang telah didapat dari hasil uji gradasi, sesuai spesifikasi campuran. Pengujian Marshall untuk mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow) mengikuti prosedur SNI 06-2489-1991 atau AASHTO T245-90.
Dari hasil gambar hubungan antara kadar aspal dan parameter Marshall, maka akan diketahui kadar aspal optimumnya.
3.4.2 Uji Marshall Rendaman
Setelah diketahui kadar aspal optimumnya, kemudian membuat 6 briket untuk dilakukan uji Marshall rendaman. 3 briket direndam dalam water bath selama 30 menit, sedangkan 3 briket selanjutnya direndam dalam water bath selama 24 jam masing-masing pada suhu 60º
C. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui keawetan dan kerusakan yang diakibatkan oleh air.
4.1.3 Pengujian Marshall
Pengujian Marshall dilakukan untuk mengetahui nilai stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisa kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau briket beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran tertentu, sesuai spesifikasi campuran. Metode Marshall dikembangkan untuk rancangan campuran aspal beton. Sebelum membuat briket campuran aspal beton maka perkiraan kadar aspal optimum dicari dengan menggunakan rumus pendekatan. Setelah menentukan proporsi dari masing-masing fraksi agregat yang tersedia, selanjutnya menentukan kadar aspal total dalam campuran. Kadar aspal total dalam campuran beton aspal adalah kadar aspal efektif yang membungkus atau menyelimuti butir-butir agregat, mengisi pori antara agregat, ditambah dengan kadar aspal yang akan terserap masuk ke dalam pori masing-masing butir agregat. Setelah diketahui estimasi kadar aspalnya maka dapat dibuat benda uji.
Untuk mendapatkan kadar aspal optimum umumnya dibuat 15 buah benda uji dengan 5 variasi kadar aspal yang masing-masing berbeda 0,5%. Sebelum dilakukan pengujian Marshall terhadap briket, maka dicari dulu berat jenisnya dan diukur ketebalan dan diameternya di tiga sisi yang berbeda. Melakukan uji Marshall untuk mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow) benda uji mengikuti prosedur SNI 06-2489-1991 AASHTO T245-90. Parameter Marshall yang dihitung antara lain: VIM, VMA, VFA, berat volume, dan parameter lain sesuai parameter yang ada pada spesifikasi campuran. Setelah semua parameter briket didapat, maka digambar grafik hubungan kadar aspal dengan parameternya yang kemudian dapat ditentukan kadar aspal optimumnya. Kadar aspal optimum adalah nilai tengah dari rentang kadar aspal yang memenuhi Marshall test modifikasi. Modifikasi alat Marshall ini terletak pada alat pemegang benda uji. Kalau pada uji Marshall konvensional benda uji merupakan silinder dengan diameter 10 cm, maka pada alat Marshall modifikasi ini benda uji berupa balok yang terbuat dari campuran beton aspal. Seperti pada Gambar 3.5. alat ini berfungsi untuk mengukur ketahanan campuran beton aspal menahan beban lentur dengan cara ”three point bending test”. Dari tes ini sekaligus akan dapat diukur lendungan maksimum yang bisa ditahan, serta proses penjalaran retak sebelum benda uji mengalami keruntuhan.
Pengujian Marshall dimulai dengan persiapan benda uji. Untuk keperluan ini perlu diperhatikan hal sebagai berikut :
Bahan yang digunakan telah memenuhi spesifikasi
Kombinasi agregat memenuhi gradasi yang disyaratkan
Untuk keperluan analisa volumetrik (density-voids), berat jenis bulk dari semua agregat yang digunakan pada kombinasi agregat, dan berat jenis aspal keras harus dihitung terlebih dahulu.
Jumlah benda uji, minimum tiga buah untuk masing-masing kombinasi.
Oven dalam kaleng (loyang) agregat yang sudah terukur gradasi dan sifat mutu lainnya, sampai temperatur yang diinginkan
Panaskan aspal terpisah sesuai panas yang diinginkan pula.
Cetakan dimasukkan dalam oven dengan temperatur 930C.
Campur agregat dan aspal sampai merata.
Keluarkan dari oven cetakan dan siapkan untuk pengisian campuran, setelah campuran dimasukkan kedalam cetakan tusuk-tusuk dengan spatula 10 x bagian tengah dan 15 x bagian tepi.
Tumbuk 2×75 kali
Keluarkan benda uji dari mold dengan Extruder pada kondisi dingin.
Diamkan contoh satu malam, kemudian periksa berat isinya.
Langkah pengujian
Rendam dalam water bath pada temperatur 600C selama 30 menit dan keringkan permukaan benda uji serta letakkan pada tempat yang tersedia pada alat uji Marshall
Setel dial pembacaan stabilitas dan kelehan yang telah terpasang pada alat Marshall
Lakukan pengujian Marshall dengan menjalankan mesin penekan dengan kecepatan deformasi konstan 51 mm (2 in.) per menit sampai terjadi keruntuhan pada benda uji.
Baca dan catat besar angka pada dial untuk memperoleh nilai stabilitas (stability) dan kelelehan (flow)
Dengan faktor koreksi dan kalibrasi proving ring pada alat Marshall dapat diperoleh nilai stabilitas dan kelelehan (flow).


sni pengujian marshall
contoh perhitungan marshall
metode pengujian campuran aspal dengan alat marshall
pengujian marshall test
metode marshall
laporan pengujian marshall
satuan stabilitas marshall
sni marshall test


RK TEKNIK 
RAHMAT KURNIADI 
081312760033
LABORATORIUMTEKNIKSIPIL@.GMAIL.COM